Pada suatu malam aku melihat bayangan bulan.
Sepi menjelma kata.
Bunga-bungaan yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjelma kata.
Bayangan bulan menepi perlahan,
tertutup awan.
Suara angin malam adalah suara keheningan.
Bulan seakan merasakan kesedihan.
Di tengah musim kesepian,
Muncul wajah kamu perlahan.
Kamu menjadi makna.
Makna menjadi harapan.
..... Lalu apakah harapan?
Harapan adalah karena matahari terbit aku bisa melihat senyummu.
Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena kamu hidup dalam puisiku.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Ataukah aku telah merasakan sesuatu di Punthuk Setumbu?
Sinar matamu, fotosfer semu.
Kamu yang lugu, aku rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar