Setelah lama tak melihat cahaya matamu yang sempat hilang karena dikekang rindu,
akhirnya aku menemukannya kembali sore ini, ditemani waktu.
Teriring sabda dari kitab Wahyu, cahaya matamu membelalakkan retina mataku.
Saat itu ; saat udara dalam gereja begitu syahdu. Saat aku bersembunyi di balik sabda-sabdamu. Saat tak ada waktu untuk kita bertemu, saling menjamu.
Cahaya matamu seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
dan engkau tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyempurnakannya, sebab senyumanmu adalah pelitanya.
(2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar