Kusulam sepasang sayap
dari benang sajak yang tersimpan di lemari
lalu kuberikan padamu.
Kubiarkan terbang bebas.
Hai, terbanglah sebebas-bebasnya.
Begitulah sebaik-baik aku mencintaimu.
Bila akhirnya kau kembali
kan kuajak kau memadu kicau.
Namun bila tak kunjung balik
pun takkan pernah ada deru tangis
tak kan pernah ada sesal yang berarti.
Begitulah sebaik-baik aku mencintai diriku.
Karena yang sejati akan datang kembali
tanpa harus dinanti.
Karena si pemain hati akan mati sendiri
tanpa perlu disesali.
(2016)
Selasa, 10 Mei 2016
Minggu, 01 Mei 2016
Wanita Pewarta Sabda Gembira
Setelah lama tak melihat cahaya matamu yang sempat hilang karena dikekang rindu,
akhirnya aku menemukannya kembali sore ini, ditemani waktu.
Teriring sabda dari kitab Wahyu, cahaya matamu membelalakkan retina mataku.
Saat itu ; saat udara dalam gereja begitu syahdu. Saat aku bersembunyi di balik sabda-sabdamu. Saat tak ada waktu untuk kita bertemu, saling menjamu.
Cahaya matamu seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
dan engkau tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyempurnakannya, sebab senyumanmu adalah pelitanya.
(2016)
akhirnya aku menemukannya kembali sore ini, ditemani waktu.
Teriring sabda dari kitab Wahyu, cahaya matamu membelalakkan retina mataku.
Saat itu ; saat udara dalam gereja begitu syahdu. Saat aku bersembunyi di balik sabda-sabdamu. Saat tak ada waktu untuk kita bertemu, saling menjamu.
Cahaya matamu seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
dan engkau tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyempurnakannya, sebab senyumanmu adalah pelitanya.
(2016)
Langganan:
Postingan (Atom)