Minggu, 28 September 2014

Hilang Menuju Pagi

Di fotosfera senja
Namamu terpenjara
Pedih di balik manja
Lirih batinmu, "Hina!"

Senja menganastesi
Kita menuju mati
Mengantarkan fantasi
Mencuri arti

Risalah perjalanan
Cerita kaulan
Di tengah kehidupan
Kemunafikan

Peluh bercucuran
Jantung berdebaran
Di antara
Jiwa yang berpelukan

"Tapi", katamu,
"Kita tak pernah tahu
Apakah kita mampu
Mengalahkan waktu?"

"Jangan getir
Kita hadir
Tak mampu terusir
pun oleh takdir"

Angin malam
Dalam temaram
Tak terpejam
Menelan alam

Seketika kita
Berkata tak kata
Setitik kita
Ketikkan ketakutan

Ketakutan akan peran
Ketakutan masa depan
Ketakutan sang perawan
Dan malam-malam panjang

Sinar rembulan
Membias bayangan
Nafasnya pelan
Menikmati ciuman

Angin beradu lari
Menunggu matahari
Jantung berdebar ngeri
Mengonstruksi birahi

Indah lekukanmu
Desah melankolis
Seindah merbabu
Dipeluk edelweiss

Bayanganku menyelam
Meresapi matamu
Ketika kau terpejam
Terpenjara nafsumu

Di balik bayang
Kita hilang
Dalam sembahyang
Kita terbang

Dalam belai kita lebur
Nikmat cinta dan cerita
Dalam jiwa kita syukur
Akan cipta dan citraNya

Kunang-kunang
Syahdu berterbangan
Bintang-bintang
Binar berjatuhan

Kau sulam kenang
Kau sulam senyuman
Kau pemilik sarang
Saduran keindahan

Masih telanjang
Kau ku pandang
Aku terbang
Aku hilang

Hilang menuju pagi
Kukup dalam lentera
Diam menjemput mimpi
Menutup sandiwara.


-Dicky Cahyadi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar